Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam I [Hb.1.6] (Kanjeng Pangeran Haryo Notokusumo) م 21 مارس 1760 و 31 ديسمبر 1829 - جرد الجدول
From Rodovid AR
الميلاد: 21 مارس 1764, Yogyakarta
اللقب المميّز: 28 يناير 1812 - 31 ديسمبر 1829, Yogyakarta, Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I [1812-1829]
الوفاة: 31 ديسمبر 1829, Yogyakarta
2
الزواج:
الزواج: <1> ♀ Muktionowati [Ga.Pa.2.1] [?]
الزواج: <2> ♀ Resminingdiah [Ga.Pa.2.3] [?]
الزواج: <3> ♀ Widowati [Ga.Pa.2.4] [?]
الزواج: <4> ♀ Sariningdiah [Ga.Pa.2.2] (Gondhowiryo) [Ga.Pa.2.2]
الزواج: <5> ♀ 37. Gusti Kanjeng Ratu Ayu Krama [Gp.Pa.2.1] [Hamengku Buwono II]
اللقب المميّز: 1814, Yogyakarta, Pangeran Suryaningrat
اللقب المميّز: 31 ديسمبر 1829, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat
اللقب المميّز: 4 يناير 1830 - 23 يوليو 1858, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam II
الوفاة: 23 يوليو 1858, Yogyakarta
Pada 1814 ia dilantik menjadi Pangeran Suryaningrat. Setelah ayah mangkat, maka pada 31 Desember 1829 sang pangeran ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat. Melalui perjanjian politik 1831-1832-1833 dengan Pemerintah Hindia Belanda, KGP Adipati Suryaningrat dikukuhkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam II. Dalam masa pemerintahannya ditandai dengan apresiasi yang tinggi terhadap kesenian dan kesusastraan disamping meletakkan dasar pemerintahan Kadipaten Pakualaman. Kebudayaan menemukan wujud yang baru dalam kadipaten walaupun tidak meninggalkan pokoknya.
Perlu dicatat bahwa Paku Alam II dari garwa padmi (permaisuri) mendapat empat orang putra. Sementara keseluruhan putra-putrinya berjumlah 16 orang. Pada waktu ia naik tahta putra sulungnya yang bernama GPH Suryoputro telah wafat. Putra kedua yaitu GPH Suryaningrat terganggu ingatannya karena terlalu mendalami soal mistik. Putra yang ketiga GPH Nataningprang mendampinginya dalam memegang tampuk pemerintahan dan merupakan tulang punggungnya. Namun putra ketiga ini mendahului meninggal dunia pada 1857. Dengan demikian putra terakhirnya, GPH Sasraningrat, yang menggantikan membantu tampuk pemerintahan sekaligus pewaris tahta berikutnya. Akhirnya KGPA Paku Alam II mangkat pada 23 Juli 1858 setelah bertahta sekitar 30 tahun dan dimakamkan di Kota Gede Yogyakarta.الزواج: <6> ♀ 74. Gusti Kanjeng Ratu Sasi [Hamengku Buwono II]
العمل: 2 ديسمبر 1813 - 22 فبراير 1847, Yogyakarta, Pepatih Dalem Kesultanan Yogyakarta bergelar Kanjeng Raden Adipati Danurejo III
الوفاة: 1849, Mojokerto
3
91/3 <3> ♂ Kanjeng Pangeran Adipati Danurejo IV / Mas Tumenggung Sumadipuro (Kanjeng Pangeran Joko Hadiyosodiningrat, Surodipo) [Danurejo]اللقب المميّز: Bupati Japan (Mojokerto) bergelar Tumenggung Sumodipuro
اللقب المميّز: 2 ديسمبر 1813 - 1847, Yogyakarta, Patih Keraton Yogyakarta bergelar Danurejo IV
الزواج: <7> ♀ Bendoro Raden Ayu Suryo Sastraningrat [Hamengku Buwono II]
اللقب المميّز: 19 ديسمبر 1858 - 17 October 1864, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat
الوفاة: 17 October 1864, Yogyakarta
الزواج: <8> ♀ Bendoro Raden Ayu Suryodilogo [Pa.1.8.2] [Paku Alam I]
اللقب المميّز: 10 October 1878, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Prabu Suryodilogo
اللقب المميّز: 20 مارس 1883 - 6 نوفمبر 1900, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam V
الوفاة: 6 نوفمبر 1900, Kulon Progo
KGPAA Prabu Suryodilogo memegang kewajiban yang sangat berat. Diantaranya adalah melunasi hutang almahrum kepala Kadipaten Pakualaman dan memelihara serta menegakkan ketertiban/keamanan di wilayah Pakualaman. Setelah menujukkan tanda-tanda kemajuan yang baik dalam melaksanakan tugasnya maka pada 20 Maret 1883 ia diperkenankan memakai gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam V. Paku Alam V tidak banyak memberi apresiasi di bidang kesusastraan karena ia memilih berkecimpung di bidang Ekonomi. Selain prestasi sebuah pukulan berat harus diterima dengan dibubarkannya angkatan perang Pakualaman pada tahun 1892.
Berbeda dengan pendahulunya, Paku Alam V merintis anggota keluarga Paku Alam untuk menuntut ilmu di sekolah-sekolah Belanda antara lain di Sekolah Dokter Jawa. Bahkan mulai 1891 ia mengirim beberapa putra dan cucunya ke Negeri Belanda (Nederland) untuk mengecap pendidikan disana. Dari pemikirannya yang tidak kolot ini muncul beberapa hasil diantaranya ada anggota keluarga Paku Alam yang menjadi anggota Volksraad dan Raad van Indie (walaupun ia tidak dapat melihat langsung hasilnya karena telah mangkat).
Paku Alam V memiliki 17 putra-putri yang dilahirkan baik dari permaisuri maupun selir. Salah seorang putranya, KPAA Kusumoyudo, adalah anggota Raad van Indie. Setelah 22 tahun memerintah, pada 6 November 1900, KGPAA Paku Alam V mangkat dan dimakamkan di Girigondo, Adikarto (sekarang-maret 2007- merupakan bagian selatan Kabupaten Kulon Progo).الزواج: <10> ♂ Raden Tumenggung Sosrodigdoyo ? (Bupati Kulon Progo) [?]
الزواج: <18> ♀ Raden Ayu Partosari [?]
الزواج: <20> ♀ Mas Ayu Padmosari [?]
الزواج: <21> ♀ Raden Ayu Padmowati [?]
4
الزواج: <22> ♀ Gusti Kanjeng Ratu Ayu [Hb.6.10] [Gp.Pa.4.1] [Hamengku Buwono VI]
الزواج: <23> ♀ Raden Ayu Pujaningrum [Ga.Pa.4.1] [?]
الزواج: <24> ♀ Raden Ayu Pujoretno [Ga.Pa.4.2] [?]
الزواج: <25> ♀ Raden Ayu Rengganingsih [Ga.Pa.4.3] [?]
اللقب المميّز: 1 ديسمبر 1864 - 24 ديسمبر 1878, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat bergelar Prabu Paku Alam IV
الوفاة: 24 ديسمبر 1878, Yogyakarta
Pada 1 Desember 1864 RM Nataningrat ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat menggantikan almahrum pamannya. Masa pemerintahannya ditandai dengan kemunduran Kadipaten Pakualaman. Banyak dari kebijakan Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] menimbulkan ketidakpuasan. Selain itu ia tidak begitu mahir dalam hal kesusastraan dan kebudayaan. Di keluarga besar Paku Alam pun terjadi beberapa perubahan yang cenderung kurang baik akibat sering bergaul dengan orang-orang Belanda. Kemewahan dan foya-foya menjadi penyebab kehancuran beberapa anggota keluarga Paku Alam.
Namun disamping itu, dengan perjanjian politik 1870, Kadipaten Pakualaman diperkenankan memiliki setengah batalyon infantri dan satu kompi kavaleri. Legiun ini lebih besar dari angkatan perang yang diperbolehkan pada masa para pendahulunya. Perlu ditambahkan pula, KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] mengirim seorang pegawai laki-lakinya untuk menuntut ilmu di Kweekschool Surakarta dan seorang pegawai perempuannya untuk menuntut ilmu kebidanan di Jakarta. Agaknya inilah yang akan mendorong para Paku Alam selanjutnya untuk menyekolahkan anggota keluarga besar Paku Alam ke sekolah Belanda.
KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] menikah pertama kali dengan Putri Bupati Banyumas yang kemudian diceraikan karena sakit. Perkawinan yang kedua dengan GK Ratu Ayu putri Hamengkubuwono VI. Namun lagi-lagi seperti perkawinan yang pertama ia tidak memperoleh anak. GK Ratu Ayu selanjutnya juga diceraikan. Perlu dicatat GK Ratu Ayu kemudian menikah dengan Bupati Demak dan melahirkan Bupati Jepara, ayah RA Kartini. KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] hanya memiliki 2 putra-putri yang berasal dari selir. Pada 24 September 1878 ia mangkat dan dimakamkan di Kota Gede Yogyakarta.الزواج: <32!> ♀ Gusti Kanjeng Ratu Timur [Paku Alam III]
اللقب المميّز: 11 ابريل 1901 - 9 يونيو 1902, Yogyakarta, Gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VI
الوفاة: 9 يونيو 1902, Kulon Progo
5
521/5 <22> ♂ Raden Mas Soerjopranoto [Paku Alam III]الزواج: <29> ♀ Djauharin Insjiah [Abdussakur] و 1951
الوفاة: 15 October 1959, Cimahi
اللقب المميّز: 16 October 1906, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo
اللقب المميّز: 16 October 1906 - 16 فبراير 1937, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VII
الزواج: <30> ♀ Gusti Bendoro Raden Ayu Retno Puwoso [Pakubuwono X] , Yogyakarta
الوفاة: 16 فبراير 1937, Kulon Progo
الدفن: 18 فبراير 1937, Kulon Progo
Setelah bertahta Prabu Suryodilogo, bekerjasama dengan Pemerintah Hindia Belanda, mengadakan beberapa pembaruan dibidang sosial dan agraria. Kemudian ia juga mereformasi bidang pemerintahan dengan mulai menerbitkan rijksblad (semacam lembaran Negara) untuk daerah Pakualaman. Pengertian yang konservatif secara berangsur digantikan dengan pikiran yang modern dan berpandangan luas. Pada 10 Oktober 1921 pengganti Paku Alam VI menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VII dan oleh Pemerintah Hindia Belanda diberi pangkat Kolonel tituler. Pembaruan tidak berhenti pada tahun itu tetapi terus berlanjut, terutama dalam penyempurnaan pengelolaan anggaran keuangan. Pemerintah desa pun tidak luput dari pembenahan dan reorganisasi. Status kewarganegaraan penduduk dipertegas dengan membedakan antara warga Negara (kawulo kerajaan/kadipaten) dan bukan warga Negara (kawulo gubermen).
Disamping pemerintahan perhatian Paku Alam VII juga tertuju pada kesenian. Pagelaran wayang orang berkembang dengan baik. Dalam kesempatan menerima tamu-tamu dari luar negeri ia acapkali menjamu mereka dengan wayang orang dan beksan (tari-tarian klasik). Dalam bidang pendidikan ia mengijinkan sekolah-sekolah berdiri di daerah Adikarto (bagian selatan Kabupaten Kulon Progo sekarang) serta mengadakan sebuah lembaga beasisiwa untuk menjamin kelanjutan studi bagi mampu melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
Pada 5 Januari 1909 Paku Alam VII menikah dengan GBRA Retno Puwoso, Putri dari Pakubuwono X, Sunan Surakarta. Seluruh putra-putrinya ada 7 orang. Ketika putra mahkota berkunjung ke Nederland untuk menghadiri pesta perkawinan Putri Mahkota Belanda Juliana dan Pangeran Bernard, Paku Alam mangkat. Ia meninggal pada 16 Februari 1937 dan dimakamkan pada 18 Februari tahun yang sama di Girigondo Adikarto (sekarang bagian selatan Kabupaten Kulon Progo).الزواج: <31> ♀ Johanna Adriana Catharina Wilhelmina Meijer [Meijer] م 15 سبتمبر 1897
الوفاة: 25 نوفمبر 1951, Surakarta
الزواج: <60!> ♀ R. A. Soetartinah [Paku Alam III] م 14 سبتمبر 1890
الوفاة: 26 ابريل 1959, Yogyakarta
الزواج: <41!> ♂ Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) [Paku Alam III] م 2 مايو 1889 و 26 ابريل 1959
الزواج: <72!> ♀ Raden Ajeng Siti Pailah [Paku Alam III] م 17 يوليو 1902
الزواج: <32> ♂ Raden Mas Jacobus Soejadi Darmosapoetro [Darmosapoetro]
الوفاة: 18 سبتمبر 1975, Semarang
الدفن: Kompleks Gua Maria Kerep, Ambarawa, Semarang
Th. 1906 dengan rekomendasi Romo van Lith dan disetujui ibunda B.R.A. Sasraningrat masuklah Ibu Maria Soelastri ke Europeese Meisjesschool dari Ordo Suster Fransiskanes Kidul Loji Mataram, Yogyakarta.
Dari sejarah keluarga Maria Soelastri ini, dan dari lingkungan dan komunitas keluarga yang banyak berhubungan dengan tokoh-tokoh pendidikan pada masa itu, tentu menjadi mudahlah bagi kita untuk dapat memahami sifat dan sikap nasionalisme Maria Soelastri yang kental, amat peduli pada rakyat kecil dan berpikiran maju. Perasaannya yang halus dan mudah tersentuh pada penderitaan kaum lemah begitu kuat, yang kemudian mendorong untuk melakukan suatu tindakan nyata bagi orang-orang di sekitarnya. Secara khusus perhatiannya tercurah pada buruh perempuan di pabrik cerutu Negresco dan pabrik gula di Yogyakarta dan usaha untuk mencarikan jalan keluar bagi kesejahteraan dan masa depan mereka. Dari kaum buruh inilah usaha peningkatan derajat dan martabat wanita pada umumnya dan wanita katolik pada khususnya dimulai.
Saat awal didirikannya Poesara Wanita Katholiek – kelak menjadi Wanita Katolik RI – bersama teman-temannya pada tanggal 26 Juni 1924, yang terpilih sebagai ketua pertamanya adalah adik Maria Soelastri, yaitu R.A. Catharina Soekirin Sasraningrat karena R.A. Maria Soelastri bertempat tinggal di Magelang. Terlihat betapa Maria Soelastri ini amat ‘sepi ing pamrih’ (tak punya pamrih atau ambisi pribadi), namun sepak terjangnya dalam membela kaum buruh dan kegigihannya itu membuatnya mendapat julukan ‘singa betina’ yang amat disegani.
Th. 1914 Ibu R.Ay. Maria Soelastri Sasraningrat dipersunting oleh Dokter Hewan R.M. Jacobus Soejadi Darmosapoetro, yang meskipun seorang pegawai negeri dalam pemerintahan tetapi berideologi politik melawan Politik Kapitalis Kolonial.
Ketika Wanita Katolik RI merayakan ulangtahunnya yang ke-50 di tahun 1974, Maria Soelastri menuliskan sebagian dari pengalaman perjuangannya, dengan antara lain menulis :
Sebagai langkah perjuangan yang pertama Ibu (Maria Soelastri – red) menemui pengusaha-pengusaha Belanda dari Pabrik Cerutu dan Pabrik Gula di Yogyakarta yang kedua-duanya juga beragama katolik. Buruh kedua pabrik ini sebagian besar terdiri dari buruh wanita. Pertemuan berlangsung dalam suasana damai. Pembicaraan diadakan dari hati ke hati dengan berpedoman pada Ensiklik-ensiklik Gereja Katolik, antara lain Rerum Novarum dari Bapak Leo ke XIII di Roma dan Quadragesimo Anno dari Paus Pius XI. Sebagai hasil pembicaraan, dengan segera dibentuklah peraturan-peraturan di kedua belah pabrik tersebut untuk perbaikan nasib para buruhnya pada umumnya dan buruh wanita pada khususnya. Langkah berikutnya dari Organisasi Wanita Katolik meliputi kerja sama dengan Usahawan-usahawan Katolik Belanda untuk mengadakan segala macam perbaikan nasib para buruh. … (Maria Soejadi Darmosaputro Sasraningrat, 24-6-1974) – oleh Iswanti, Kodrat yang Bergerak
Kini buah pikiran dan gagasan ibu R.A. Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat telah semakin dikembangkan dan diwujud-nyatakan secara meluas. Dari gagasan yang muncul dari seorang perempuan ningrat yang peduli pada kaumnya, dari sebuah tempat ikrar di Kidul Loji, Yogyakarta, kini telah meluas ke seluruh nusantara. Dan gagasan itu semakin dikembangkan oleh srikandi-srikandi masa kini yang mengambil tongkat estafet dari para pendahulunya, namun sampai sekarang gagasan inti tetap tak lekang oleh waktu, tertuang dalam visi misi organisasi Wanita Katolik RI : demi tercapainya kesejahteraan bersama serta tegaknya harkat dan martabat manusia, dengan dilandasi nilai-nilai Injil dan Ajaran Sosial Gereja.
R.A. Maria Soelastri wafat di Semarang tanggal 8 September 1975 dan dimakamkan di Kompleks Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA).الزواج: <68!> ♂ Raden Mas Johannes Soedarto Sosroningrat [Paku Alam III] م 25 ديسمبر 1895
6
الزواج: <36> ♀ Kanjeng Bendoro Raden Ayu Purnamaningrum [Pakualaman]
الزواج: <37> ♀ Kanjeng Raden Ayu Ratnaningrum [?]
اللقب المميّز: 13 ابريل 1937, Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo
اللقب المميّز: 1942 - 11 سبتمبر 1998, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII
العمل: 1 October 1988 - 3 October 1998, Yogyakarta, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
الوفاة: 11 سبتمبر 1998, Yogyakarta
Pada 19 Agustus 1945 bersama Hamengkubuwono IX, Paku Alam VIII mengirimkan telegram kepada Sukarno dan Hatta atas berdirinya RI dan terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada 5 September 1945 secara resmi KGPAA Paku Alam VIII mengeluarkan Amanat/Maklumat (semacam dekrit kerajaan) bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Republik Indonesia. Sejak saat itulah kerajaan terkecil pecahan Mataram ini menjadi daerah Istimewa. Melalui Amanat Bersama antara Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII dan dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Daerah Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober tahun yang sama, ia berdua sepakat untuk menggabungkan Daerah Kasultanan dan Kadipaten dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jabatan yang dipangku selanjutnya adalah Wakil Kepala Daerah Istimewa, Wakil Ketua Dewan Pertahanan DIY (Oktober 1946), Gubernur Militer DIY dengan pangkat Kolonel (1949 setelah agresi militer II). Mulai tahun 1946-1978 Paku Alam VIII sering menggantikan tugas sehari-hari Hamengkubuwono IX sebagai kepala daerah istimewa karena kesibukan Hamengkubuwono IX sebagai menteri dalam berbagai kabinet RI. Selain itu ia juga menjadi Ketua Panitia Pemilihan Daerah DIY dalam pemilu tahun 1951, 1955, dan 1957; Anggota Konstituante (November 1956); Anggota MPRS (September 1960) dan terakhir adalah Anggota MPR RI masa bakti 1997-1999 Fraksi Utusan Daerah.
Setelah Hamengkubuwono IX mangkat pada tahun 1988, Paku Alam VIII menggantikan sang mendiang menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sampai akhir hayatnya pada tahun 1998. Perlu ditambahkan bahwa pada 20 Mei 1998 ia bersama Hamengkubuwono X mengeluarkan Maklumat untuk mendukung Reformasi Damai untuk Indonesia. Maklumat tersebut dibacakan di hadapan masyarakat dalam acara yang disebut Pisowanan Agung. Beberapa bulan setelahnya ia menderita sakit dan meninggal pada tahun yang sama. Sri Paduka Paku Alam VIII tercatat sebagai wakil Gubernur terlama (1945-1998) dan Pelaksana Tugas Gubernur terlama (1988-1998) serta Pangeran Paku Alaman terlama (1937-1998).الزواج: <38> ♀ Theodora Eland [Eland] م 7 نوفمبر 1919 و 18 مارس 2011
الوفاة: 30 October 1945, Laren
الزواج: <40> ♀ R. A. Clara Siti Katijah Mangoenwinoto [Mangoenwinoto]
- Kepala SMAN A1, Yogyakarta
- Kepala Sekolah Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Yogyakarta
7
1161/7 <75+41> ♂ Raden Mas Koentjaraningrat Brotokoesoemo [Pakualam VI]الزواج: <44> ♀ Kustiati Sarwono [Prawirohardjo]
الوفاة: 23 مارس 1999, Jakarta
Karir PNS dr. Poernomo dimulai dengan pengangkatan sebagai asisten dosen golongan E2/1 di Bag. Anatomi tahun 1957, selulus sarjana kedokteran. Setelah pindah ke Bag. Biokimia, Prof. Poernomo akhirnya menjabat sebagai Kepala Departemen Biokimia pada tahun 1971. Dr. Poernomo pernah menduduki jabatan struktural sebagai Pembantu Dekan I (bidang akademik) FK Unair antara tahun 1976-1985 dan Pembantu Rektor I (bidang akademik) FK Unair tahun 1985-1989.
Pada tanggal 1 Oktober 1982, dr. Poernomo diangkat sebagai guru besar biokimia pada tanggal 1 Oktober 1982. Pada tanggal 1 Januari 2004, ia diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun. Meskipun demikian, ia masih mengajar di Prodi Magister (S2), Doktor (S3), dan spesialis (PPDS) yang diselenggarakan oleh FK Unair hingga sekarang.الزواج: <46> ♀ Koesoemarini / Kanjeng Bendoro Raden Ayu Paku Alam IX [Pakualaman] و 20 ديسمبر 2011
اللقب المميّز: 26 مايو 1999 - 21 نوفمبر 2015, Yogyakarta
الوفاة: 21 نوفمبر 2015, Yogyakarta
الزواج: <47> ♀ Kanjeng Raden Ayu Setianingsih Moerwengdyah Anglingkusumo [?]
8
1611/8 <138+45> ♀ Listiarini Dewayanti [Paku Alam III]الزواج: <49> ♀ Atika Purnomowati / Bendoro Raden Ayu Atika Suryodilogo [Pakualaman]
اللقب المميّز: 2012, Yogyakarta, Kanjeng Bendara Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo
اللقب المميّز: 7 يناير 2016, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X