Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Suryo Sastraningrat / Paku Alam III [Pa.2.12] Gusti Raden Mas Haryo Suryo Sastraningrat م 20 ديسمبر 1827 و 17 October 1864 - جرد الجدول

From Rodovid AR

الشّخص:26205
Jump to: navigation, search
Generation of a large tree takes a lot of resources of our web server. Anonymous users can only see 7 generations of ancestors and 7 - of descendants on the full tree to decrease server loading by search engines. If you wish to see a full tree without registration, add text ?showfulltree=yes directly to the end of URL of this page. Please, don't use direct link to a full tree anywhere else.
11/1 <?+?> Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Suryo Sastraningrat / Paku Alam III [Pa.2.12] Gusti Raden Mas Haryo Suryo Sastraningrat [Paku Alam II]
الميلاد: 20 ديسمبر 1827, Yogyakarta
الزواج: <1> Bendoro Raden Ayu Suryo Sastraningrat [Hamengku Buwono II]
اللقب المميّز: 19 ديسمبر 1858 - 17 October 1864, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat
الوفاة: 17 October 1864, Yogyakarta
GPH Sasraningrat dilahirkan pada 20 Desember 1827 oleh permaisuri Paku Alam II GK Ratu Ayu di Yogyakarta. Sebelum menjadi penguasa kadipaten ia pernah membantu ayahnya mulai 1857. Setelah ayahnya mangkat pada 23 Juli 1859, GPH Sasraningrat ditahtakan pada 19 Desember 1858 dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat. Seperti mendiang Paku Alam II, Kepala Kadipaten Pakualaman ini juga gandrung akan kesusastraan. Ia sempat menulis beberapa karangan antara lain, Serat Darmo Wirayat, Serat Ambiyo Yusup (saduran ceritra Amir Hamzah) dan Serat Piwulang. Selain itu ia juga mengadakan kontak surat dengan para sastrawan Surakarta. KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam III] memiliki 10 putra-putri. Salah seorang putranya adalah KPH Suryaningrat. Pangeran ini merupakan ayah dari Ki Hajar Dewantoro (pendiri Taman Siswa dan menteri Pendidikan RI yang pertama). Pemerintahan KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam III] tidak berlangsung lama karena ia mangkat pada 17 Oktober 1864 ketika berusia 37 tahun. Saat ia mangkat putra-putrinya semua masih kecil sehingga belum ada yang dapat menggantikan sebagai Paku Alam IV. KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam III] dimakamkan di Kota Gede Yogyakarta. Sampai saat mangkat ia secara resmi tidak menggunakan gelar KGPA Paku Alam III karena belum berusia 40 tahun. Gelar Paku Alam hanya dapat digunakan secara resmi oleh penguasa Kadipaten mulai usia 40 tahun. Namun peraturan ini banyak mengalami perubahan nantinya.

2

21/2 <1> Kanjeng Pangeran Haryo Suryaningrat [Paku Alam III]
32/2 <1+1> Gusti Kanjeng Ratu Timur [Paku Alam III] 43/2 <1> Bendoro Raden Mas Suryohudoyo [Paku Alam III]
54/2 <1> Kanjeng Pangeran Haryo Purwoseputro [Paku Alam III]
65/2 <1> Bendoro Raden Ayu Sosropawiro [Paku Alam III]
76/2 <1> Bendoro Raden Mas Haryo Suryokusumo [Paku Alam III]
87/2 <1> B.r.m.a. Nototaruno [Paku Alam III]
98/2 <1> B. R. A. Notoatmojo [Paku Alam III]
109/2 <1+1> Bendoro Pangeran Haryo Sosroningrat [Paku Alam III] 1110/2 <1> Bendoro Raden Ayu Notodirjo [Paku Alam III]

3

161/3 <2> Raden Mas Soerjopranoto [Paku Alam III]
الميلاد: 11 يناير 1871, Yogyakarta
الزواج: <5> Djauharin Insjiah [Abdussakur] و 1951
الوفاة: 15 October 1959, Cimahi
132/3 <3+2> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VII / Bendoro Raden Mas Aryo Surarjo [Paku Alam VII]
الميلاد: 9 ديسمبر 1882, Yogyakarta
اللقب المميّز: 16 October 1906, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo
اللقب المميّز: 16 October 1906 - 16 فبراير 1937, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VII
الزواج: <6> Gusti Bendoro Raden Ayu Retno Puwoso [Pakubuwono X] , Yogyakarta
الوفاة: 16 فبراير 1937, Kulon Progo
الدفن: 18 فبراير 1937, Kulon Progo
BRMH Surarjo (lahir di Yogyakarta, 9 Desember 1882 – meninggal 16 Februari 1937 pada umur 54 tahun) adalah putra Paku Alam VI dari permaisuri. Ia ditinggal mangkat oleh ayahnya saat masih menyelesaikan studi di HBS Semarang. Sambil menunggu Surarjo menyelesaikan studi, Pemerintah Hindia Belanda mengangkat sebuah Raad van Beheer/Dewan Perwalian Pakualaman untuk menyelenggarakan pemerintahan Pakualaman sehari-hari. Akhirnya pada 16 Oktober 1906 ia diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai penguasa tahta Pakualaman dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo. Namun upacara resmi pentahtaan baru dilaksanakan pada 17 Desember tahun yang sama.

Setelah bertahta Prabu Suryodilogo, bekerjasama dengan Pemerintah Hindia Belanda, mengadakan beberapa pembaruan dibidang sosial dan agraria. Kemudian ia juga mereformasi bidang pemerintahan dengan mulai menerbitkan rijksblad (semacam lembaran Negara) untuk daerah Pakualaman. Pengertian yang konservatif secara berangsur digantikan dengan pikiran yang modern dan berpandangan luas. Pada 10 Oktober 1921 pengganti Paku Alam VI menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VII dan oleh Pemerintah Hindia Belanda diberi pangkat Kolonel tituler. Pembaruan tidak berhenti pada tahun itu tetapi terus berlanjut, terutama dalam penyempurnaan pengelolaan anggaran keuangan. Pemerintah desa pun tidak luput dari pembenahan dan reorganisasi. Status kewarganegaraan penduduk dipertegas dengan membedakan antara warga Negara (kawulo kerajaan/kadipaten) dan bukan warga Negara (kawulo gubermen).

Disamping pemerintahan perhatian Paku Alam VII juga tertuju pada kesenian. Pagelaran wayang orang berkembang dengan baik. Dalam kesempatan menerima tamu-tamu dari luar negeri ia acapkali menjamu mereka dengan wayang orang dan beksan (tari-tarian klasik). Dalam bidang pendidikan ia mengijinkan sekolah-sekolah berdiri di daerah Adikarto (bagian selatan Kabupaten Kulon Progo sekarang) serta mengadakan sebuah lembaga beasisiwa untuk menjamin kelanjutan studi bagi mampu melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.

Pada 5 Januari 1909 Paku Alam VII menikah dengan GBRA Retno Puwoso, Putri dari Pakubuwono X, Sunan Surakarta. Seluruh putra-putrinya ada 7 orang. Ketika putra mahkota berkunjung ke Nederland untuk menghadiri pesta perkawinan Putri Mahkota Belanda Juliana dan Pangeran Bernard, Paku Alam mangkat. Ia meninggal pada 16 Februari 1937 dan dimakamkan pada 18 Februari tahun yang sama di Girigondo Adikarto (sekarang bagian selatan Kabupaten Kulon Progo).
373/3 <11+4> w Raden Mas Noto Soeroto [Paku Alam V]
الميلاد: 5 يونيو 1888, Yogyakarta
الزواج: <7> Johanna Adriana Catharina Wilhelmina Meijer [Meijer] م 15 سبتمبر 1897
الوفاة: 25 نوفمبر 1951, Surakarta
124/3 <2> Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) [Paku Alam III]
الميلاد: 2 مايو 1889, Yogyakarta, Indonesia
الزواج: <24!> R. A. Soetartinah [Paku Alam III] م 14 سبتمبر 1890
الوفاة: 26 ابريل 1959, Yogyakarta
245/3 <10+3> R. A. Soetartinah [Paku Alam III]
الميلاد: 14 سبتمبر 1890
الزواج: <12!> Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) [Paku Alam III] م 2 مايو 1889 و 26 ابريل 1959
326/3 <10+3> Raden Mas Johannes Soedarto Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 25 ديسمبر 1895, Yogyakarta
الزواج: <36!> Raden Ajeng Siti Pailah [Paku Alam III] م 17 يوليو 1902
337/3 <10+3> R. A. Maria Soelastri Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 22 ابريل 1898, Yogyakarta
الزواج: <8> Raden Mas Jacobus Soejadi Darmosapoetro [Darmosapoetro]
الوفاة: 18 سبتمبر 1975, Semarang
الدفن: Kompleks Gua Maria Kerep, Ambarawa, Semarang
Sedari kanak-kanak hingga remaja, Maria Soelastri begitu tertarik mempelajari budaya bangsa lain, termasuk diantaranya budaya barat, untuk menjawab rasa ingin tahu beliau kenapa tanah air Indonesia dikuasai bangsa barat. Sebaliknya, ayahanda beliau, Pangeran Sasraningrat, sangat menaruh minat pada Kesusasteraan Jawa Kuno dengan pergolakan-pergolakan dan perubahan jamannya. Kegiatan beliau dalam bidang jurnalistik membawa beliau berkenalan dengan tamu-tamu dari luar daerah, juga dari Batavia. Salah satunya adalah Dr. Hazeu, penasehat urusan pemerintahan jajahan, yang membawa serta seorang anggota Misi Gereja Katolik untuk Jawa Tengah yaitu Romo van Lith. Romo van Lith yang kemudian sering berkunjung untuk mempelajari Sastra Jawa, adat istiadat dan kebudayaan Jawa.

Th. 1906 dengan rekomendasi Romo van Lith dan disetujui ibunda B.R.A. Sasraningrat masuklah Ibu Maria Soelastri ke Europeese Meisjesschool dari Ordo Suster Fransiskanes Kidul Loji Mataram, Yogyakarta.

Dari sejarah keluarga Maria Soelastri ini, dan dari lingkungan dan komunitas keluarga yang banyak berhubungan dengan tokoh-tokoh pendidikan pada masa itu, tentu menjadi mudahlah bagi kita untuk dapat memahami sifat dan sikap nasionalisme Maria Soelastri yang kental, amat peduli pada rakyat kecil dan berpikiran maju. Perasaannya yang halus dan mudah tersentuh pada penderitaan kaum lemah begitu kuat, yang kemudian mendorong untuk melakukan suatu tindakan nyata bagi orang-orang di sekitarnya. Secara khusus perhatiannya tercurah pada buruh perempuan di pabrik cerutu Negresco dan pabrik gula di Yogyakarta dan usaha untuk mencarikan jalan keluar bagi kesejahteraan dan masa depan mereka. Dari kaum buruh inilah usaha peningkatan derajat dan martabat wanita pada umumnya dan wanita katolik pada khususnya dimulai.

Saat awal didirikannya Poesara Wanita Katholiek – kelak menjadi Wanita Katolik RI – bersama teman-temannya pada tanggal 26 Juni 1924, yang terpilih sebagai ketua pertamanya adalah adik Maria Soelastri, yaitu R.A. Catharina Soekirin Sasraningrat karena R.A. Maria Soelastri bertempat tinggal di Magelang. Terlihat betapa Maria Soelastri ini amat ‘sepi ing pamrih’ (tak punya pamrih atau ambisi pribadi), namun sepak terjangnya dalam membela kaum buruh dan kegigihannya itu membuatnya mendapat julukan ‘singa betina’ yang amat disegani.

Th. 1914 Ibu R.Ay. Maria Soelastri Sasraningrat dipersunting oleh Dokter Hewan R.M. Jacobus Soejadi Darmosapoetro, yang meskipun seorang pegawai negeri dalam pemerintahan tetapi berideologi politik melawan Politik Kapitalis Kolonial.

Ketika Wanita Katolik RI merayakan ulangtahunnya yang ke-50 di tahun 1974, Maria Soelastri menuliskan sebagian dari pengalaman perjuangannya, dengan antara lain menulis :

Sebagai langkah perjuangan yang pertama Ibu (Maria Soelastri – red) menemui pengusaha-pengusaha Belanda dari Pabrik Cerutu dan Pabrik Gula di Yogyakarta yang kedua-duanya juga beragama katolik. Buruh kedua pabrik ini sebagian besar terdiri dari buruh wanita. Pertemuan berlangsung dalam suasana damai. Pembicaraan diadakan dari hati ke hati dengan berpedoman pada Ensiklik-ensiklik Gereja Katolik, antara lain Rerum Novarum dari Bapak Leo ke XIII di Roma dan Quadragesimo Anno dari Paus Pius XI. Sebagai hasil pembicaraan, dengan segera dibentuklah peraturan-peraturan di kedua belah pabrik tersebut untuk perbaikan nasib para buruhnya pada umumnya dan buruh wanita pada khususnya. Langkah berikutnya dari Organisasi Wanita Katolik meliputi kerja sama dengan Usahawan-usahawan Katolik Belanda untuk mengadakan segala macam perbaikan nasib para buruh. … (Maria Soejadi Darmosaputro Sasraningrat, 24-6-1974) – oleh Iswanti, Kodrat yang Bergerak

Kini buah pikiran dan gagasan ibu R.A. Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat telah semakin dikembangkan dan diwujud-nyatakan secara meluas. Dari gagasan yang muncul dari seorang perempuan ningrat yang peduli pada kaumnya, dari sebuah tempat ikrar di Kidul Loji, Yogyakarta, kini telah meluas ke seluruh nusantara. Dan gagasan itu semakin dikembangkan oleh srikandi-srikandi masa kini yang mengambil tongkat estafet dari para pendahulunya, namun sampai sekarang gagasan inti tetap tak lekang oleh waktu, tertuang dalam visi misi organisasi Wanita Katolik RI : demi tercapainya kesejahteraan bersama serta tegaknya harkat dan martabat manusia, dengan dilandasi nilai-nilai Injil dan Ajaran Sosial Gereja.

R.A. Maria Soelastri wafat di Semarang tanggal 8 September 1975 dan dimakamkan di Kompleks Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA).
368/3 <4> Raden Ajeng Siti Pailah [Paku Alam III]
الميلاد: 17 يوليو 1902, Yogyakarta
الزواج: <32!> Raden Mas Johannes Soedarto Sosroningrat [Paku Alam III] م 25 ديسمبر 1895
149/3 <3+2> Bendoro Raden Ajeng Amiratna [Pa.6.2] (Bendoro Raden Ayu Mangkudiningrat) [Paku Alam VI] 1510/3 <4> Raden Mas Brotosudirjo [Paku Alam III]
1711/3 <2> Raden Mas Soerjosisworo [Paku Alam III]
1812/3 <2> R. A. Soewartijah Bintang [Paku Alam III]
1913/3 <2> R. A. Soewardinah Soerjopratiknjo [Paku Alam III]
2014/3 <2> Raden Mas Djoko Soewarto [Paku Alam III]
2115/3 <2> Raden Mas Soewarman Soerjaningrat [Paku Alam III]
2216/3 <2> Raden Mas Soertiman Soerjodipoetro [Paku Alam III]
2317/3 <2> Raden Mas Haroen Al Rasid [Paku Alam III]
2518/3 <10+3> Raden Mas Prawironingrat [Paku Alam III]
2619/3 <10+3> Raden Mas Notoningrat Soetjipto [Paku Alam III]
2720/3 <10+3> Raden Mas Soeprapto [Paku Alam III] 2821/3 <10+3> R. A. Martodirdjo [Paku Alam III]
2922/3 <10+3> Raden Mas Soerojo Sosroningrat [Paku Alam III]
3023/3 <10+3> R. A. Soekapsilah [Paku Alam III]
3124/3 <10+3> Raden Mas Soejatmo [Paku Alam III]
3425/3 <10+3> Raden Mas Santjojo Sosroningrat [Paku Alam III]
3526/3 <10+3> R. A. Catharina Soekirin Sosroningrat [Paku Alam III]

4

381/4 <13+6> Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII / Bendoro Raden Mas Haryo Sularso Kunto Suratno (Kanjeng Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo) [Pakualaman]
الميلاد: 10 ابريل 1910, Yogyakarta
الزواج: <10> Kanjeng Bendoro Raden Ayu Purnamaningrum [Pakualaman]
الزواج: <11> Kanjeng Raden Ayu Ratnaningrum [?]
اللقب المميّز: 13 ابريل 1937, Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo
اللقب المميّز: 1942 - 11 سبتمبر 1998, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII
العمل: 1 October 1988 - 3 October 1998, Yogyakarta, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
الوفاة: 11 سبتمبر 1998, Yogyakarta
Pendidikan yang ditempuh adalah Europesche Lagere School Yogyakarta, Christelijk MULO Yogyakarta, AMS B Yogyakarta, Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta - sampai tingkat candidaat). Pada 13 April 1937 ia ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo menggantikan mendiang ayahnya. Setelah kedatangan Bala Tentara Jepang pada tahun 1942 ia mulai menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII.

Pada 19 Agustus 1945 bersama Hamengkubuwono IX, Paku Alam VIII mengirimkan telegram kepada Sukarno dan Hatta atas berdirinya RI dan terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada 5 September 1945 secara resmi KGPAA Paku Alam VIII mengeluarkan Amanat/Maklumat (semacam dekrit kerajaan) bergabungnya Kadipaten Pakualaman dengan Negara Republik Indonesia. Sejak saat itulah kerajaan terkecil pecahan Mataram ini menjadi daerah Istimewa. Melalui Amanat Bersama antara Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII dan dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Daerah Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober tahun yang sama, ia berdua sepakat untuk menggabungkan Daerah Kasultanan dan Kadipaten dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jabatan yang dipangku selanjutnya adalah Wakil Kepala Daerah Istimewa, Wakil Ketua Dewan Pertahanan DIY (Oktober 1946), Gubernur Militer DIY dengan pangkat Kolonel (1949 setelah agresi militer II). Mulai tahun 1946-1978 Paku Alam VIII sering menggantikan tugas sehari-hari Hamengkubuwono IX sebagai kepala daerah istimewa karena kesibukan Hamengkubuwono IX sebagai menteri dalam berbagai kabinet RI. Selain itu ia juga menjadi Ketua Panitia Pemilihan Daerah DIY dalam pemilu tahun 1951, 1955, dan 1957; Anggota Konstituante (November 1956); Anggota MPRS (September 1960) dan terakhir adalah Anggota MPR RI masa bakti 1997-1999 Fraksi Utusan Daerah.

Setelah Hamengkubuwono IX mangkat pada tahun 1988, Paku Alam VIII menggantikan sang mendiang menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sampai akhir hayatnya pada tahun 1998. Perlu ditambahkan bahwa pada 20 Mei 1998 ia bersama Hamengkubuwono X mengeluarkan Maklumat untuk mendukung Reformasi Damai untuk Indonesia. Maklumat tersebut dibacakan di hadapan masyarakat dalam acara yang disebut Pisowanan Agung. Beberapa bulan setelahnya ia menderita sakit dan meninggal pada tahun yang sama. Sri Paduka Paku Alam VIII tercatat sebagai wakil Gubernur terlama (1945-1998) dan Pelaksana Tugas Gubernur terlama (1988-1998) serta Pangeran Paku Alaman terlama (1937-1998).
662/4 <37+7> Raden Mas Rawindro Noto Soeroto [Paku Alam V]
الميلاد: 11 October 1918, Den Haag
الزواج: <12> Theodora Eland [Eland] م 7 نوفمبر 1919 و 18 مارس 2011
الوفاة: 30 October 1945, Laren
673/4 <37+7> R. A. Dewatia Noto Soeroto [Paku Alam V] 584/4 <24+12!> Soediro Alimoerto [Paku Alam III]
الميلاد: 9 أغسطس 1925
595/4 <32> R. A. Maria Siti Soedarti Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 8 سبتمبر 1925, Dobo, Kepulauan Aru
Bersekolah di Middelbare Handelsschool, Tempelstraat 4 (kini Jl. Kepanjen), Surabaya. Lalu bekerja sebagai pegawai Tata Usaha di Fak. Teknik Univ. Gadjah Mada, Yogyakarta
686/4 <37+7> Raden Mas Harindro Dirodjo Noto Soeroto [Paku Alam V]
الميلاد: 1928
607/4 <32> Raden Ajeng Elisabeth Soeparti Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 19 نوفمبر 1928, Donggala
Bersekolah di Kweekschool (sekolah guru atas) Stella Duce, Jl. Sumbing no. 1, Yogyakarta. Selulus kweekschool, melanjutkan pendidikan ke Belanda. Lalu bekerja sebagai guru di SLB A, Bandung. RA. Elisabeth Soeparti Sosroningrat tidak menikah.
558/4 <12+24!> Bambang Sokawati Dewantara [Paku Alam III]
الميلاد: 9 مارس 1930
619/4 <32> w Raden Mas Fransiskus Harsono Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 27 يوليو 1931, Yogyakarta
الزواج: <14> R. A. Clara Siti Katijah Mangoenwinoto [Mangoenwinoto]
5410/4 <12+24!> Sjailendra Widjaja [Paku Alam III]
الميلاد: 28 سبتمبر 1932
6211/4 <32> R. A. Theresia Hartini Goestin Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 1 ديسمبر 1932, Semarang
Menempuh pendidikan keperawatan di RS St. Elizabeth, Candi Baru, Semarang
6312/4 <32> Raden Mas Maria Benediktus Soeprapto Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 11 يونيو 1936, Semarang
Mengecap pendidikan di IKIP Bandung.
6413/4 <32> Raden Mas Maria Emanuel Jaktiawa Amir Katamsi Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 24 ديسمبر 1938, Yogyakarta
Bersekolah di SMA De Brito, Yogyakarta
6514/4 <32> Raden Mas Agustinus Maria Widodo Sosroningrat [Paku Alam III]
الميلاد: 22 يناير 1941, Surabaya
3915/4 <15> Raden Mas Soetardi Soerjohoedojo [Paku Alam III]
Jabatan terakhir:
  1. Kepala SMAN A1, Yogyakarta
  1. Kepala Sekolah Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Yogyakarta
4016/4 <33+8> Raden Mas Benedictus Soetarjono [Darmosapoetro]
4117/4 <33+8> R. A. Henriette Arbiati [Darmosapoetro]
4218/4 <33+8> R. A. Georgia Srikanali [Darmosapoetro]
4319/4 <33+8> Raden Mas Franciscus Xaverius Prahasto [Darmosapoetro]
4420/4 <33+8> Raden Ajeng Melani [Darmosapoetro]
Meninggal saat bayi
4521/4 <33+8> Raden Mas Augustinus Soejanadi [Darmosapoetro]
4622/4 <33+8> Raden Mas Constantinus Satrijo [Darmosapoetro]
4723/4 <33+8> R. A. Mardoesari [Darmosapoetro]
4824/4 <33+8> Raden Mas Aloysius Prijohoetomo [Darmosapoetro]
4925/4 <33+8> R. A. Catharina Soeharti [Darmosapoetro]
5026/4 <33+8> Raden Mas Ignatius Soesanto [Darmosapoetro]
5127/4 <33+8> Raden Mas Petrus Canisius Pulunggono [Darmosapoetro]
5228/4 <33+8> R. A. Margareta Widihastoeti [Darmosapoetro]
5329/4 <12+24!> Ratih Tarbijah [Paku Alam III]
5630/4 <24+12!> Asti Wandansari [Paku Alam III]
5731/4 <24+12!> Soebroto Aria Mataram [Paku Alam III]
6932/4 <13+6> B. R. A. Koespinah [Paku Alam VII] 7033/4 <13+6> B. R. A. Soelastri (B. R. A. Soegirwo) [Paku Alam VII]
7134/4 <13+6> B. R. A. Koesbandinah (B. R. A. Soetardjo Kartoningprang) [Paku Alam VII]
7235/4 <13+6> B. R. A. Koesdarinah (B. R. A. Harjono Djoeroemartani) [Paku Alam VII]
7336/4 <13+6> B. R. A. Koesbinah (B. R. A. Soegoto Kartonegoro) [Paku Alam VII]

5

901/5 <39+15> Poernomo Soerjohoedojo [Paku Alam III]
الميلاد: 11 ديسمبر 1933, Surakarta
الزواج: <17> Sri Oetari [Prawirodarsono] م 4 مارس 1934
Anak sulung dari 7 bersaudara. Setelah lulus SMAN B1 Jogjakarta (1953), Poernomo Soerjohoedojo melanjutkan pendidikan ke Fak. Kedokteran Univ. Airlangga, lulus pada tahun 1962, dan mendapat brevet spesialia biokimia kedpkteran (SpBK) pada tahun 1970. Sebagai dosen Biokomia FK Unair, dr. Poernomo mendapat tugas belajar mengikuti pendidikan (non-gelar) bidang kimia klinik di Universitas Tennessee, Memphis, Amerika Serikat (1963-1964).

Karir PNS dr. Poernomo dimulai dengan pengangkatan sebagai asisten dosen golongan E2/1 di Bag. Anatomi tahun 1957, selulus sarjana kedokteran. Setelah pindah ke Bag. Biokimia, Prof. Poernomo akhirnya menjabat sebagai Kepala Departemen Biokimia pada tahun 1971. Dr. Poernomo pernah menduduki jabatan struktural sebagai Pembantu Dekan I (bidang akademik) FK Unair antara tahun 1976-1985 dan Pembantu Rektor I (bidang akademik) FK Unair tahun 1985-1989.

Pada tanggal 1 Oktober 1982, dr. Poernomo diangkat sebagai guru besar biokimia pada tanggal 1 Oktober 1982. Pada tanggal 1 Januari 2004, ia diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun. Meskipun demikian, ia masih mengajar di Prodi Magister (S2), Doktor (S3), dan spesialis (PPDS) yang diselenggarakan oleh FK Unair hingga sekarang.
742/5 <38+10> w Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam IX / Bendoro Raden Mas Haryo Ambarkusumo [Pakualam VIII]
الميلاد: 7 مايو 1938, Yogyakarta
الزواج: <18> Koesoemarini / Kanjeng Bendoro Raden Ayu Paku Alam IX [Pakualaman] و 20 ديسمبر 2011
اللقب المميّز: 26 مايو 1999 - 21 نوفمبر 2015, Yogyakarta
الوفاة: 21 نوفمبر 2015, Yogyakarta
753/5 <38+11> w Kanjeng Pangeran Hario Anglingkusumo / Kanjeng Angling [Pakualam VIII]
الميلاد: 8 يناير 1944, Yogyakarta
الزواج: <19> Kanjeng Raden Ayu Setianingsih Moerwengdyah Anglingkusumo [?]
884/5 <38+10> Bendoro Raden Ayu Retno Widanarni [Pakualam VIII]
الزواج: <20> Hersapandi [?]
الوفاة: 18 يونيو 2021, Yogyakarta
765/5 <38+11> Kanjeng Pangeran Haryo Probokusumo [Pakualam VIII]
776/5 <38+11> Bendoro Raden Ayu Retno Sundari [Pakualam VIII]
787/5 <38+11> Bendoro Raden Ayu Retno Sewayani [Pakualam VIII]
798/5 <38+11> Kanjeng Pangeran Haryo Songkokusumo [Pakualam VIII]
809/5 <38+11> Bendoro Raden Ajeng Retno Pudjawati [Pakualam VIII]
8110/5 <38+11> Kanjeng Pangeran Haryo Ndoyokusumo [Pakualam VIII]
8211/5 <38+11> Kanjeng Pangeran Haryo Wijoyokusumo [Pakualam VIII]
8312/5 <38+10> Bendoro Raden Ayu Retno Martani [Pakualam VIII]
8413/5 <38+10> Kanjeng Pangeran Haryo Gondhokusumo [Pakualam VIII]
8514/5 <38+10> Bendoro Raden Ayu Retno Suskamdani [Pakualam VIII]
8615/5 <38+10> Bendoro Raden Ayu Retno Rukmini [Pakualam VIII]
8716/5 <38+10> Kanjeng Pangeran Haryo Tjondrokusumo [Pakualam VIII]
8917/5 <38+10> Kanjeng Pangeran Haryo Indrokusumo [Pakualam VIII]

6

981/6 <90+17> Listiarini Dewayanti [Paku Alam III]
العمل: BRI Pusat, Jakarta, Wakil Direktur Bidang Hubungan Penanaman Modal
992/6 <90+17> Retno Widiastuti Damayanti [Paku Alam III]
العمل: PT. XL-Axiata, Tbk, Jakarta, Regulating specialist
913/6 <74+18> w Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X [Pa.9.1] / Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo (Raden Mas Wijoseno Hariyo Bimo) [Pakualam IX]
الميلاد: 15 ديسمبر 1962, Yogyakarta
الزواج: <21> Atika Purnomowati / Bendoro Raden Ayu Atika Suryodilogo [Pakualaman]
اللقب المميّز: 2012, Yogyakarta, Kanjeng Bendara Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo
اللقب المميّز: 7 يناير 2016, Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X
924/6 <74+18> Bendoro Raden Mas Haryo Hariyo Seno [Pakualaman]
الميلاد: 1972
935/6 <74+18> Bendoro Raden Mas Haryo Hariyo Danardono Wijoyo [Pakualaman]
الميلاد: 1974
946/6 <75+19> Ψ Raden Ayu Retno Setyoboma Savitri Kusumoputri / Bendoro Raden Ayu Wasitonagoro [Pakualam VIII]
957/6 <75+19> Raden Ayu Dyah Renggowati Retno Puasa Setyawati Kusumodewi / Bendoro Raden Ayu Satyonagoro [Pakualam VIII]
968/6 <75+19> Raden Ayu Retno Puspita Mandarwati Kusumawardhani / Bendoro Raden Ayu Wiroyudho [Pakualam VIII] 979/6 <90+17> Budi Baktijasa Darmajati [Paku Alam III]
الزواج: <23> Asri Bindusari [Bindusari] م 2 نوفمبر 1960
Kepala Instalasi Diagnostik Invasif Kardiologi (IDIK) di RSUD Dr. Soetomo (Surabaya).

7

1001/7 <91+21> Bendoro Raden Mas Haryo Suryo Sri Bimantoro [Pakualam X]
الميلاد: 1993?
الزواج: <24> Maya Lakshita Noorya [Prio] م 27 ابريل 1991
1012/7 <91+21> Bendoro Raden Mas Haryo Bismo Srenggoro K. Nugroho [Pakualam X]
الميلاد: 1998?
1023/7 <96+22> Raden Mas SM. Syailendra Satria Sularso Narendra [Pakualam VIII]
1034/7 <97+23> Adhiguna Pradhana Dwijakusuma [Paku Alam III]
1045/7 <97+23> Dharmabudhi Satriojati [Paku Alam III]
Personal tools