Bendoro Raden Ayu Retnodiningrum [Ga.Hb.6.7] - جرد الجدول
From Rodovid AR
2
الوفاة: 9 فبراير 1916, Mahakeret Manado, Disarekan kembali di Pasarean Hasta Renggo Kotagede Yogyakarta pada Hari Minggu Legi 22 Juli 1990
Pada tahun 1883, BPH. Hadiwijoyo bersama istri dan anaknya, menjemput rombongan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sekar Kedaton (permaisuri Sultan Hamengku Buwono V) dan putranya Gusti Raden Mas (GRM) Timur Muhammad/Gusti Pangeran Haryo (GPH) Suryengalogo di pelabuhan kapal di Manado, dan mempersilahkan mereka menempati rumah beliau di kampung Pondol. Selama di pengasingan, BPH. Hadiwijoyo ditemani putranya yang bernama RM. Menot. Kemudian disana lahir putra no.6 yang diberi nama RM. Joko Sangkolo. Setelah GPH. Suryengalogo meninggal dunia (1901), GKR. Sekar Kedaton dibelikan rumah oleh Sultan Hamengku Buwono VII sebagai tempat tinggal beliau bersama anak dan cucunya. BPH. Hadiwijoyo sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh GKR. Sekar Kedaton.
Kemudian GRA. Hadiwijoyo kembali ke Yogyakarta sampai dengan wafatnya dan dimakamkan di Pasarean Hasta Renggo Kota Gede Yogyakarta (di luar cungkup). BPH. Hadiwijoyo bersumpah tidak akan kembali ke Yogyakarta sebelum saudara yang memfitnahnya wafat, namun ternyata beliau wafat terlebih dahulu. Setelah sekian lama, akhirnya para anggota Trah Hadiwijoyo (Hadiwijayan) bersepakat untuk memindahkan makam BPH. Hadiwijoyo dari Mahakeret Manado ke Pasarean Hasta Renggo Yogyakarta. Rencana ini terelisasi pada tanggal 21 Juli 1990 dimana sebelumnya makam GRA. Hadiwijoyo dibongkar terlebih dahulu dan disandingkan dengan peti BPH. Hadiwijoyo untuk kemudian secara bersama-sama dimakamkan kembali di dalam cungkup.
Keenam Putra/Putri BPH. Hadiwijoyo adalah: 1. RA. Kustiyah (w.VI.17.1) 2. RM. Sutijo / RM. L. Prawirodipuro / RMW. Hatmodijoyo (w.VI.17.2) 3. RM. Subroto / RM. Dutodiprojo / RM. Rio Projomardowo (w.VI.17.3) 4. RA. Sriyati (w.VI.17.4) 5. RM. Sujono / RM. Menot (w.VI.17.5)
6. RM. Joko Sangkolo (w.VI.17.6)3
الوفاة: 27 ابريل 1943, Yogyakarta
الوفاة: 26 فبراير 1955, Yogyakarta, Disarekan Pasarean Kuncen Yogyakarta
الوفاة: 25 ديسمبر 1973, Jakarta
4
الزواج: <11> ♂ Ki Hadisukatno / ? (Ki Sukatno) [?] م 26 مايو 1915 و 12 نوفمبر 1983, Yogyakarta, Bertempat di Ndalem Tejokusuman
الوفاة: 1 October 1974, Yogyakarta, Dimakamkan di Taman Widyabrata, Yogyakarta
الوفاة: 7 يونيو 1945, Ranomuut, Manado
الزواج: <12> ♀ Toeti Sjamsuddin [Sjamsuddin] م 8 أغسطس 1928 و 16 يوليو 2005, Jakarta, Immanuel Church
الوفاة: 20 يونيو 2000, Jakarta
RM. Menot Jr, bekerja pada instansi pemerintah Duane (sekarang Bea dan Cukai). Beliau pernah ditugaskan di Biak, Papua pada tahun 1962-1966 saat penyerahan Papua ke tangan Indonesia. Menurut rekan seangkatan yang hadir saat pemakaman beliau, penyerahan Papua dari Belanda kepada RI di Duane, diserahkan kepada RM. Menot. Bisa jadi beliau adalah Kepala Bea Cukai pertama di tanah Papua (Biak).
Tahun 1982 beliau pensiun dari Bea Cukai dengan kedudukan terakhir di kantor Pusat Bea Cukai Rawamangun (Bojanatirta) Jakarta Timur. Setelah itu beliau masih diperbantukan di BKPM (Gatot Subroto) Jakarta selama 2 tahun berikutnya. Sampai dengan pensiun, mobil dinas yang dipakai tetap sama, Toyota Land Cruiser keluaran 1968. Jeep canvas istilahnya. Mobil ini tetap dipakai sampai pensiun meski kepangkatan beliau cukup tinggi, tetapi mobilnya tidak mau diganti.
Jaman dulu, belum ada istilah gratifikasi. Setiap menjelang Natal dan Tahun Baru, parcel yang beliau terima (dikirim ke rumah), bisa memenuhi kamar seluar 3x2m. Semua disimpan di kamar itu dan tidak boleh dibuka sampai malam Natal. Setiap malam Natal dan malam Tahun Baru, banyak kolega dan saudara-saudara yang berkumpul di rumahnya di kawasan Tebet Timur.
Ada kisah yang disampaikan oleh supir beliau (pak Rahman), "Pernah suatu kali, Papi itu didatangi Cina di kantor. Kalau orang lain mah di kasih amplop, kalau Papi dikasih duit sekoper. Tapi tau gak, Cina itu diusir dan kopernya dibuang sama Papi ke luar kantor. Itu Papi kamu".
Ketika masih bekerja, anak-anaknya sering diajak berenang di kolam renang Bojanatirta, Rawamangun. Kolam renang yang berada di dalam lingkungan kompleks perumahan Karyawan BC (Bea dan Cukai) di Jakarta Timur. Memang hobby beliau itu olahraga. Main tennis rutin setiap minggu, tenis meja di rumah, dan terakhir yang tidak pernah lepas dari tangannya, solitaire. Ya, beliau adalah seorang pendiam, tidak banyak bicara. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk main kartu sendiri, sampai kemudian anak bungsunya rajin membelikan TTS (teka-teki silang) sepulang kuliah.
Meskipun terlahir dari bapak Jawa dan ibu Manado, sosialisasi kultural yang diterapkan pada keluarga lebih condong pada budaya Manado. Demikian pula dengan nama keluarga (fam) yang digunakan secara turun temurun, lebih mengikuti pola budaya Manado ketimbang Jawa. Oleh saudara-saudaranya dari Jogja, beliau biasa dipanggil Oom Robbi, sementara untuk ayahnya dipanggil Eyang Menot.
RM. Menot Jr meninggal di rumah sakit Mitra Jatinegara (saat ini namanya RS. Premiere Jatinegara) pada tahun 2000 dalam usia 72 tahun. Beliau memang perokok berat, bukan rokok lagi tapi cerutu. Beliau paling senang bila kakak-kakaknya dari Holland datang ke Jakarta, bukan cuma kangen, tapi cerutu Westmeister-nya. Jika tidak ada, maka cerutu Adipati-lah yang selalu nangkring dibibirnya.الوفاة: 3 فبراير 2024, Yogyakarta
الزواج: <13> ♂ Edhi Soejitno [?] م 21 ديسمبر 1929
الوفاة: 27 أغسطس 2008, Semarang, Disarekan Pasarean Kuncen Yogyakarta
Saat Agresi Militer II, tepatnya pada tanggal 24 februari 1949 meletuslah pertempuran sengit di dekat desa plataran, yang mengakibatkan banyak cadet dan pejuang gugur, diantaranya yang gugur adalah Letda Thobias Pasuat Kandou, Vaandrig Cadet Anto Soegijarto, Vaandrig Cadet Abdoel Djalil, Vaandrig Cadet Sarsanto, Letda R.M. Oetojo Notodirdjo, dan Letda Koesnodanoedjo, Letda R. Sukoco, Vaandrig Cadet Husen, Vaandrig Cadet Sumartal, Vaandrig Cadet Susanto, Vaandrig Cadet Suharsono dan Vaandrig Cadet Subiyakto [2] [3].
RM Oetojo Notodirdjo selaku pimpinan, menunjukan ketauladanannya dengan mengambil alih sepucuk Bren dari seorang kadet yang luka parah, ia berusaha menahan gerak maju tentara Belanda dan melindungi para kadet yang sedang mundur, sampai akhirnya ia sendiri gugur. Nama almarhum diabadikan sebagai nama Lapangan Halang Rintang R.M. Oetojo Notodirdjo di AKMIL Magelang.العمل: 13 ابريل 1981, Norway, Ambassador of Indonesia to Norway
الوفاة: 7 October 2016, Jakarta, Burried in Pasarean Karangturi Yogyakarta
5
1411/5 <31+13> ♀ Raden Ajeng Eva Dwi Santi [Hb.6.17.4.6.2] [Hamengku Buwono VI / Hadiwijoyo / Notodirjo]الزواج: <32> ♂ Awie M. Narang [Narang] م 5 مارس 1947
الوفاة: 14 يوليو 2020, Jakarta
الوفاة: 6 سبتمبر 2015, Netherlands
الزواج: <42> ♂ Wahjudi Pantja Sunjata [Sunjata] م 16 ديسمبر 1956, Yogyakarta
الزواج: <43> ♂ Syarif Hadi Didi Djamirin Manoppo [Manoppo] م 15 يونيو 1961
![](/rodovid/um.gif)
الشهادات: 10 نوفمبر 1996, Depok, Universitas Indonesia
الزواج: <46> ♀ Lina Marlina [Lilik Sumardi] م 29 أغسطس 1976, Depok
الزواج: <102> ♀ Raden Ayu Sri Kadarjati / Raden Ayu Kusumaningrat [Purwadiningrat] و 30 يونيو 2021
6
![](/rodovid/um.gif)
الزواج: <113> ♀ Herlina Tien Suhesti [?] م 26 ابريل 1982, Walikukun
![](/rodovid/uf.gif)
الزواج: <117> ♂ Andreas Patinkin Panggabean [Panggabean] , Yogyakarta