The Rodovid Charitable Foundation pledges to support the Rodovid.org genealogy website and announces the first fundraising round to cover the web hosting fees.
1. Dalem Noh / Wiratanudatar VI / Rd. Wiranagara م 1756
From Rodovid AR
| سلالة | Wiratanudatar |
| الجنس | ذكر |
| الإسم الكامل | 1. Dalem Noh / Wiratanudatar VI / Rd. Wiranagara |
| الأولياء
♂ 1. Dalem Ariya Wiratanudatar V / Ki Muhidin [Wiratanudatar] | |
الأحداث
1756 الميلاد: (Catatan Kaki Buku Bastin John, "Sir Stamford Raffles And Some Of His Friends And Contemporaries", p-188)
1776 - 1813 اللقب المميّز: Bupati Cianjur VI (1776 - 1813), Bupati Cianjur terakhir bergelar Wira Tanu Datar, Regent terakhir VOC. Kepatihan Sukabumi terbentuk pada masa pemerintahannya
1789c ولادة الطفل: (1807-18), ♂ 2. Rd. Aria Natanagara (Dalem Rd. Moh. Tobri Bogor) [Wiratanudatar] م 1789c
1805c ولادة الطفل: (1813-8), ♂ 1. Rd. Aria Wiranagara (Rd. Aria Cikalong) [Wiratanudatar] م 1805c
1808c ولادة الطفل: (1813-5), ♀ 3. Nyi Rd. Meumeut [Wiratanudatar] م 1808c
1809 ولادة الطفل: (1813-4), ♂ 4. Rd. Aria Adipati Surianata Kusumah (Raden Abas) / Wiratanudatar VII [Wiratanudatar] م 1809
ملاحظات
Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang
Raden Adipati Wira Tanu Datar VI (1776–1813 )
Kehidupan Awal Nama asli Wira Tanu Datar VI adalah Wiranagara. Ketika kecil ia bernama Raden Enoh. Ia naik tahta menggantikan ayahnya, Wira Tanu Datar V sebagai regent ketika ayahnya meninggal pada tahun 1776.[1]
Regent Cianjur Keadaan pemerintahan pada masa Wira Tanu Datar VI sangat lancar, kebun kopi di Cianjur sangat bagus dan sawah semakin luas. Wira Tanu Datar VI merupakan salah satu regent yang memerintah sangat lama yaitu sekitar 37 tahun. Ia pun regent sepuh yang paling dihormati oleh regent-regent yang lain di Priangan. Hal ini terjadi karena banyak regent yang lain pernah menjadi bawahannya ketika menjadi Umbul atau Cutak. Salah satu contohnya adalah Pangeran Kornel, regent Sumedang yang ketika muda nya pernah menjadi Cutak bawahan Wira Tanu Datar VI.[1]
Pembentukan Kepatihan Tjikole Di awal masa pemerintahannya, Wira Tanu Datar VI membentuk sebuah Kepatihan bernama Kepatihan Tjikole yang merupakan cikal bakal dari Kabupaten Sukabumi saat ini. Kepatihan ini berpusat di Tjikole (sekarang bagian dari Kota Sukabumi).
Masalah Suksesi Wira Tanu Datar VI adalah keturunan Wira Tanu terakhir yang memerintah Cianjur. Hal ini terjadi karena tidak ada anaknya yang dapat dijadikan regent. Beberapa kejadian yang menyebabkan hal ini adalah :
Raden Prawiranagara Raden Prawiranagara adalah anak laki-laki pertama Wira Tanu Datar VI. Ketika patih Mangkupraja berhenti dari jabatannya ia dijadikan patih Cianjur dengan gelar Demang. Berikutnya ia merangkap jabatan sebagai Cutak Jampang. Prawiranagara terkenal kejam dan bengis pada rakyat. Banyak yang sakit hati dan tidak suka padanya. Sifatnya ini kurang disukai oleh residen Priangan. Prawiranagara pernah dibujuk untuk melaksanakan ibadah haji. Hal ini ternyata salah satu taktik untuk mengucilkan dirinya dari jabatan regent. Karena kejadian ini ia akhirnya minta berhenti dari jabatan patih dan cutak.
Lima tahun kemudian, ia ditunjuk kembali jadi cutak Cikalong dan Cibalagung. Ketika jadi cutak ini ia meminta gelar Aria sehingga ia dikenal dengan nama Aria Cikalong. Meskipun jabatannya hanya cutak Cikalong dan Cibalagung. Tapi sebenarnya ialah yang menjalankan pemerintahan di Cianjur layaknya seorang bupati. Ia kemudian diangkat kembali jadi patih pada tanggal 18 Februari 1809. Karena jasanya memperbaiki kebun kopi di Cikalong, ia pernah diusulkan menjadi bupati Buitenzorg tapi tidak disetujui oleh Belanda. Ayahnya berusaha agar ia diangkat bupati di Cibalagung namun tetap tidak berhasil. Akhirnya ia berhenti dari patih dan diganti oleh Wiradireja. [1]
Raden Natanagara Raden Natanagara adalah putra laki-laki kedua dari Wra Tanu Datar VI. Ia terkenal humoris, senang main-main dan melawak. Ketika kakaknya berhenti ia meminta gelar Demang. Pada tanggal 20 Januari 1807 ia dilantik sebagai Cutak Jampang dengan Gelar Demang. Karena hal ini pun ia dianggap tidak bisa diangkat sebagai regent [1]
Kematian Adipati Wira Tanu Datar VI meninggal pada tahun 1813 yang meninggalkan masalah suksesi
Penyelesaian Masalah Suksesi Karena kedua putra Wira Tanu VI diatas dianggap tidak pantas menjadi seorang regent, maka Residen Macquoid menyatakan bahwa regent selanjutnya bukan dari anak Wira Tanu Datar VI namun berasal dari saudaranya. Sebenarnya ada anak Wira Tanu VI yang tidak bermasalah, yaitu Raden Abas namun usianya masih 4 tahun. Raden Abas kemudian diurus oleh Surianagara, regent Sumedang (Pangeran Kornel).[1]
Untuk menyelesaikan masalah suksesi, Macquoid akhirnya mengangkat patih Wiradireja sebagai regent Cianjur. Wiradireja sendiri adalah anak dari Nyi Raden Tanjungnagara yang merupakan adik Wira Tanu Datar VI. Ayahnya adalah Aria Mangkupraja yang merupakan cucu dari Wira Tanu Datar IV. Jadi secara silsilah pengganti Wira Tanu Datar VI yaitu Wiradireja adalah keponakanny sendiri[1]
المصادر
- ↑ https://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Adipati_Wira_Tanu_Datar_VI -
- ↑ https://id.wikipedia.org/wiki/Bupati_Cianjur -
من الأجداد إلى الأحفاد
اللقب المميّز: 22 يونيو 1761 - 1788, Bupati Bogor ke 8
الزواج: ♂ 1.1.1.5.2.1.1.1.3.4. Dalem Raden Soerialaga II / Raden Tumenggung Suryalaga II (Dalem Taloen)
اللقب المميّز: 1 نوفمبر 1837 - 1865, Bupati Lebak (Rangkasbitung) ke 2

