Dato' Tonggara / Dato' Tenggara م 1658c
From Rodovid AR
سلالة | Raja Gowa |
الجنس | ذكر |
الإسم الكامل | Dato' Tonggara / Dato' Tenggara |
الأولياء
♂ I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana [Raja Gowa] م 12 يونيو 1631 و 12 يونيو 1670 |
الأحداث
1658c الميلاد: Nasab Ke 30
1683c ولادة الطفل: ♂ Pangeran Astawana [Raja Gowa] م 1683c
ملاحظات
Asal-Usul Dato' Tonggara
Dalam beberapa literatur yang ada, disebutkan bahwa Dato' Tonggara berasal dari Sulawesi Selatan. Kemudian dari daerah mana Sulawesi Selatannya ? Kami berpendapat bahwa Dato' Tonggara adalah putera Raja Gowa / Sultan Gowa yang tidak menjadi penerus Raja, alias Puang (Kalau di Jawa, Pangeran). Puang yang berprofesi di bidang Agama (Islam), menggunakan Gelar "Dato'/Datoek". Sebagai contoh, Sayyid Husain Jumadil Kubra Al-Asghar putra ke 19 Asy Syaikh Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra yang menikah dengan Puteri Raja Wajo ke 4 LaTadampare Puangrimaggalatung, memiliki putra yang bernama Dato' Sulaeman.
Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Kerajaan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni. Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Kerajaan Gowa. Gowa wa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke. Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
Sepeninggal Sultan Hasanuddin, Belanda melakukan kriminalisasi terhadap Kesultanan Gowa dengan cara mengasingkan keluarga dekat Sultan Hasanuddin termasuk putera-puteranya ke Batavia. Di Batavia, antara tahun 1673-1686 VOC membuat perkampungan baru bekas hutan Jati yang kemudian dinamakan Kampung Makasar. Disamping keluarga dan kerabat Sultan Hasanudin juga ditempatkan mantan pasukan tempur Kerajaan Gowa dijadikan budak untuk membantu VOC di Pulau Jawa, dan mereka juga di tempatkan di perkampungan lain dekat Batavia, seperti Depok, Cimanggis dan tempat-tempat lainnya.
Sultan Hasanuddin lahir pada tahun 1631, wafat tahun 1670, tahta Kesultaan Gowa pada tahun 1669 dilanjutkan oleh Putranya yang bernama I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu' yang lahir pada tahun 1656. Sedangkan Dato Tonggara lahir pada tahun 1658, diperkirakan ia adalah putera ke 2 Sultan Hasanudin yang berprofesi dibidang keagamaan (Qadhi & Mufti Kesultanan Gowa). Kemudian Dato-Dato lainnya sepeti : Dato Tanjung Kait, Kumpo Datuk Depok, Dato Ibrahim Condet, dan Dato Biru Rawabangke, juga masih putera-putera Sultan Hasanudin, kakak-beradik dengan Dato Tonggara, yang menjadi korban kriminalisasi VOC.
المصادر
- ↑ http://jakartakita.com/2012/03/12/asal-mula-kawasan-batu-ampar-condet/ -
- ↑ https://www.facebook.com/iwan.raraumay/posts/10206465222779413 -
- ↑ http://diyar-weltevreden-blog.tumblr.com/post/3139154612/kisah-islam-lampau -
- ↑ http://ayriefbtw.blogspot.co.id/2012/04/asal-muasal-kampung-kramat-jatimakasar.html -
- ↑ http://usmanmattaaa.blogspot.co.id/ -
- ↑ http://betawian.blogspot.com/2012/07/sejarah-kampung-makasar-jakarta-timur.html -
- ↑ http://ikrafaalfattah.blogspot.com/2015/03/asal-usul-nama-azmatkhan-leluhur.html -
- ↑ http://nurfadilamyduadelapan28.blogspot.com/2017/01/istilah-kebangsawanan-dalam-adat-bugis.html -
من الأجداد إلى الأحفاد